Tabs for Guitar Pro

Guitar Pro is a multitrack tablature editor for guitar, banjo and bass. Besides writing scores, Guitar Pro is a useful resource for guitarists from beginner to experienced levels to progress , compose , or simply accompany themselves.
DOWNLOADhttp://rapidshare.com/files/19876917/GuitarPro5_Tabs.rar OR http://rapidshare.com/files/19864544/GP52.part1.rarhttp://rapidshare.com/files/19865096/GP52.part2.rar
Related links
Guitar Pro - Tablature Editor Software for Guitar, Bass, and Banjo
ULTIMATE GUITAR TABS ARCHIVE 250,000+ Guitar Tabs, Bass Tabs, Chords and Guitar Pro Tabs!

0 komentar  

Tips menghindari radiasi mata dari komputer

Mata merupakan salah satu aset yang paling berharga sehingga harus dijaga benar kesehatannya. Keseringan melototin monitor komputer bisa membuat mata menjadi lelah.
Tahukah Anda bahwa radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan komputer bisa mengganggu kesehatan? Studi yang dilakukan American Optometric Association (AOA) mencetuskan bahwa radiasi komputer dapat menyebabkan kelelahan mata dan gangguan mata lainnya.

Kebanyakan gejala yang dikeluhkan responden adalah soal kelelahan mata, pandangan menjadi kabur dan mata kering. Masalah visual lainnya yang timbul adalah soal gangguan sakit kepala dan sakit leher atau bahu.
Nah bagi Anda yang sering nongkrong di depan komputer, lindungi dan rawatlah mata Anda dari radiasi yang ditimbulkannya. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghindarinya.

1. Pakai pelindung layar komputer (filter) untuk mengurangi radiasi yang ditimbulkan komputer.

2. Pilih layar komputer yang radiasinya rendah, seperti layar LCD (liquid crystal display).

3. Jagalah jarak pandangan mata dengan monitor. Idealnya, jarak minimum antara mata dengan monitor komputer adalah 45 cm.

4. Sesuaikan posisi layar komputer dengan mata, jangan ketinggian dan jangan terlalu rendah karena bisa menyebabkan sakit leher. Selain itu, jika monitor terlalu tinggi dari pandangan mata maka akan menggangu pasokan udara yang disuplai ke otak. Sebaiknya layar monitor diposisikan sejajar dengan pandangan mata.
Menurut American Optometric Association (AOA), seperti dilansir Rctimes, untuk mencegah kelelahan mata sebaiknya tempatkan monitor dengan posisi yang ergonomis. Monitor harus ditempatkan pada posisi 16-30 inci dari mata, tergantung seberapa besar layar. Umumnya posisi yang nyaman untuk menatap monitor adalah 20 hingga 26 inci.

5. Sesuaikan pencahayaan monitor dengan intensitas kenyamanan mata.Brightness yang terlalu terang atau terlalu buram tidak baik bagi kesehatan mata. Pencahayaan yang terlalu terang akan membuat mata menjadi silau, sedangkan pencahayaan yang terlalu buram hanya dan membuat mata bekerja lebih keras untuk melihat. Hal ini akan membuat mata menjadi cepat lelah. Untuk itu, cobalah sesuaikan brightness dan contrast monitor hingga mata Anda bisa melihat dengan nyaman. Jangan lupa juga untuk menyesuaikan resolusi dengan karakter di monitor agar dokumen-dokumen mudah dibaca mata.

6. Istirahatkan mata sejenak.Jangan terus-terusan melototin layar komputer. Usahakan sediakan waktu beberapa menit untuk mengendorkan dan mengistirahatkan mata Anda. Ini akan mengurangi kepenatan mata dan otot. Segarkan mata dengan cara memandang ke ruangan lain atau memandang indahnya langit biru atau tanaman hijau.

7. Seringlah mengedipkan mata demi menghindari mata menjadi kering.Jarang mengedipkan mata akan membuat mata menjadi kering. Karena itu sering-seringlah mengedipkan mata, karena dengan berkedip maka mata akan mengeluarkan air mata yang akan menyebar ke seluruh permukaan kornea untuk menjaga mata tetap lembab dan jernih.

8. Pakailah kacamata dengan lensa khusus untuk komputer. Seperti pernah diberitakan, ahli masalah mata (Optometrist) Dr. Jay Schlanger mengatakan beberapa perusahaan kini mulai membuat lensa yang bagian atasnya dirancang untuk melihat komputer, dan bagian bawahnya untuk membaca.
Pengguna lensa kontak juga punya solusi, yaitu dengan mengganti lensa kontak generasi baru yang terbuat dari silikon hydrogel. “Silikon jenis ini memungkinkan daya transmisi oksigen yang lebih tinggi dibanding jenis lain,” ungkap Schlanger.

9. Perbanyak konsumsi vitamin A agar mata tetap dalam kondisi baik.

10. Jika merasa mata mengalami gangguan, segera pergi ke dokter mata untuk meyakinkan bahwa mata Anda benar-benar sehat.

0 komentar  

Trauma Foto Bugil Nia Ramadhani dan Kisah Cinta Monyetnya

Seorang perempuan tengah terbaring di atas tempat tidur. Tubuhnya ditutupi selimut cokelat, namun sebelah payudaranya mengintip. Wajahnya, mirip sekali dengan bintang sinetron Nia Ramadhani. Foto tersebut dijadikan cover harian Nonstop. Sebagai judul, media tersebut menulis “Giliran Nia Ramadhani Ditelanjangi di Internet, Fotonya Mirip dengan Aslinya.”Di foto itu, kulit Nia yang putih terlihat agak cokelat. Warna kulit tubuh dengan wajahnya juga berbeda. Beberapa wartawan mengira foto itu hasil manipulasi.“Mukanya sih memang Nia, tapi badannya bukan. Mungkin itu foto waktu dia masuk rumah sakit. Soalnya mukanya kelihatan pucat,” ujar beberapa wartawan yang kini tengah menunggu jumpa pers Nia Ramadhani.
Selang kejadian tersebut, Nia Ramadhani mengaku masih terbayang-bayang insiden kemben melorot yang dialami artis Taffana Dewi di acara Ketawa Ala Trans TV. “Kecelakaan” itu terjadi saat Nia dan Taffana — atau biasa disapa Ana — tampil sebagai bintang tamu acara Ketawa ala Trans TV pada 10 November lalu. Nia, Ana, pelawak Tukul Arwana, dan Tessy ada di satu frame saat kejadian itu.Nia menjelaskan, saat itu, sebenarnya bukan hanya Taffana yang memakai kemben. “Aku juga pakai kembem. Tapi, aku sih pakai bra, jadi kalau melorot juga, yang kelihatan kan branya. Mungkin juga, bra punya Ana enggak bagus kalau buat pakai kemben,” ujarnya.Menurut Nia, Ana sudah bilang kembennya kendor tapi ia nekat mengenakannya. Bagaimana dengan Nia? “Untung kembenku pas, enggak kendor. Nggak tau, kok kemben dia bisa kendor. Padahal, ’punyaku’ kan lebih kecil dari ’punya’ Ana,” ucapnya jujur.
Sementara itu, baru resmi pacaran, batu sandungan sudah ada di depan mata Bams ‘Samsons’ dan Nia Ramadhani. Tersirat ayah Bams, Hotma Sitompul, tidak menyetujui hubungan kasih anaknya. Bahkan Nia disebutnya Monyet! Begitulah komentar pedas Hotma Sitompul yang memang terkenal cukup ceplas-ceplos. Tali kasih antara putranya dengan Nia Ramadhani hanya dianggapnya sebagai cinta monyet dua remaja yang tengah jatuh cinta.“Anak saya kaya monyet, itu pacar-pacarnya nanti monyet-monyet. Monyet-monyet lagi pada jatuh cinta, jadi saya tidak melihat orangnya. Saya tidak melihat Nia,” kata pengacara terkenal tersebut. otma menilai, anaknya masih belum terlalu serius dengan pacaran. “Saya selalu bilang sama dia (Bams), nanti ada Siti, Nia dan Nita. Ngapain kita pikirin, masih terlalu muda. Pokoknya dua monyet lagi pada jatuh cinta!” Ulangnya.

0 komentar  

Mariah Carey Do Some For Playboy

Rumors that Mariah Carey would be making an appearance in Playboy had been floating around for several weeks. On Friday, a Playboy spokesperson confirmed to E! News that Carey would indeed be featured on the cover of the magazine, which hits newsstands on Feb. 9. Don’t get too excited! She’s only on the cover & she’s not naked! But according to reports, she does bare a lot of skin.The photos were shot by her long-time collaborates Markus Klinko and Indrani, who also helped with her Emancipation cover art.The cover shows Mariah in a skin color swimsuit … don’t forget, she’s not really that lean& slim! She must be airbrushed! It seems the cover has been leaked onto the net & you can judge for yourself.
Her shoot for the adult magazine is to accompany an article on the “Sexiest Comeback”, in which she answers 20 “revealing” questions.The mag is out in the US on February 9 and as soon as I find out exactly what Mariah has revealed you’ll be able to read it here.
Aside from taking a turn in Playboy, Carey is up for two awards at the 49th Annual Grammy Awards next month: Best R&B Song and Best R&B Female Vocal Performance for “Don’t Forget About Us.”Carey is also rumored to be making a special guest appearance on American Idol at some point this season, though nothing has been confirmed by the talent competition.

0 komentar  

Foto Bugil Bunga Citra Lestari Beredar di Situs Porno

Pesinetron Bunga Citra Lestari yang pernah dikabarkan menjadi orang ketiga dalam hubungan Angga, vokalis Malique n D’Essentials dengan Melanie Putria, mantan Putri Indonesia, baru-baru ini tersandung kabar yang kurang menyenangkan lagi. Koleksi foto pribadi Unge, panggilan akrabnya, setidaknya ada dua foto Bunga yang masuk ke sebuah situs porno.
Artis yang pernah membintangi sinetron Senandung Masa Puber, dan ABG ini, saat ini sedang menggarap album pertamanya membenarkan berita tentang beredarnya foto-fotonya di situs porno. Foto-foto tersebut adalah foto-foto pada saat liburan di Bali pada bulam Maret. Kamera yang dipakai untuk mengabadikan kenangan masa liburan itu hilang pada bulan April, dan beberapa hari yang lalu foto-foto yang tersimpan dalam kamera itu beredar di dunia maya, tidak tanggung-tanggung bahkan beredar di situs porno.
Foto porno Bunga Citra Lestari yang pertama, Bunga sedang mengenakan bikini berwarna merah. Mantan kekasih Hengky Kurniawan ini difoto bersama managernya, Dodi. Foto kedua, Bunga sedang berbaring. Bikininya ia lepaskan, dan tangan seseorang terlihat sedang memijat punggung Bunga. Dodi mengatakan, “Kalau soal pakai bikini, itu kita foto di pantai, jadi memang pada tempatnya, nggak masalah harusnya.”“Sekitar April, kita dateng ke suatu acara. Kamera itu dipegang sama teman, dan hilang. Seminggu dua minggu lalu kita dengar foto-foto yang di Bali kesebar,” lanjut Dodi
Wanita kelahiran 22 Maret 1983 ini pernah dicap sebagai artis yang suka pamer aurat alias buka-bukaan. Ia mengaku suka memakai gaun atau baju yang terbuka karena alasan simple dan bagus dipakai terutama jika memamerkan pundaknya yang selalu manjadi kebanggaannya. Selain alasan tadi, karena karena sering dipuji teman-temanya bahwa bahu dan pundaknya terlihat bagus Bunga jadi sering memakai pakaian yang terbuka.Mungkin karena itulah, lewat Dodi, Bunga mengaku tidak mempermasalahkan soal foto-foto yang beredar itu, karena itu adalah foto-foto koleksi pribadi yang tidak seharusnya tersebar dan menjadi konsumsi publik.
Kembali ke sekitar bulan Maret tahun ini, sempat tersiar kabar bahwa Bunga Citra Lestari terdeteksi mengidap tumor di bagian payudaranya. Namun beruntung menurut diagnosa dokter mengatakan bahwa tumor di payudara Bunga Citra Lestari tersebut merupakan tumor jinak.“Awalnya aku merasa ada benjolan di bagian kiri payudaraku. Karena merasa terganggu, akhirnya aku cek ke dokter dan hasilnya positif, aku mengidap tumor payudara,” kata dara manis ini saat ditemui di salah satu studio televisi swasta.“Untungnya setelah dideteksi lebih lanjut, tumor yang aku miliki termasuk golongan tumor jinak,” ujar mantan kekasih Hengky Kurniawan ini lebih lanjut.

0 komentar  

Madonna and Her Stolen Baby

This is a funny baby adoption drama. After changing her mind about not wanting to adopt, Madonna is having a difficult time taking her newly adopted son out of Malawi. It was as if she “was coming from God,” Madonna and her hubby, Guy Ritchie, came to help to fund a new $4.9million orphanage as part of Madonna’s Raising Malawi charity program and tried to adopt an African child.David Banda, a 13-month-old boy is the her target, “She was carrying the baby,” one of the African said. “She was smiling and saying ‘ah, beautiful’.” David’s mother had died days after giving birth to him without a nurse or medical attention. His father, Yohame Banda, 32, could not afford to feed his son, so he trekked 80km to the orphanage. Justice Andrew Nyirenda granted Oct. 12 allowing Madonna and her husband Guy Ritchie to take the baby.
But what’s next? The father of the Malawian child pop star Madonna wants to adopt said on Sunday he had not originally planned to give up his son for good when he handed him to an orphanage after the death of his wife last year. Peasant farmer Yohane Banda, who can barely read or write, admitted he didn’t fully understand what was happening when he went to court on Thursday in his best clothes to see for the first and only time the woman who was offering his 13-month-old son David a new life in the West.The 30-minute court hearing was conducted in English, with Mr. Banda using a translator. He said he had been bewildered by the speed at which David had been put up for adoption. “It has all been crazy. Everything has happened so fast. I can’t believe what’s happening.” But he added: “In court, I did understand I was agreeing to give the baby up for adoption.”Mr Banda had never heard of Madonna or her raunchy songs. He was told she was “a very nice Christian lady”.
“Madonna and her legal counsel have been working on her plans to adopt a baby from Malawi for quite some time. She had hoped to keep this very private and a family matter, but things didn’t go that way,” the singer’s spokeswoman, Liz Rosenberg, tells PEOPLE. “I was not made aware of many of the chapters in this ongoing process. Hopefully Madonna and family will soon be reunited once everything goes through.”
The Human Rights Consultative Committee (HRCC), a grouping of 67 human rights NGOs in Malawi, tells PEOPLE they hope to halt Madonna’s Adoption of a 13-month old baby boy for the moment. The chairman of the group said, “The laws of Malawi are clear that if one wants to adopt a child one has to stay with the child for at least 18 months for assessment.”However, Madonna filed papers with the High Court in Lilongwe last Wednesday and within a day she was granted an interim adoption, allowing the 18-month trial period to be completed in Britain.
Madonna should nail herself on her crucifix – for real, this time. With an estimated fortune of $A620 million, she agreed to pay big bucks for the transaction. In exchange for her human package, it’s claimed that she will pour $3 million into a centre to help 1000 Malawi orphans. She’ll also reportedly spend a million on a documentary about the plight of children there.Aside from any legal “boring” stuff, what I can’t understand is why she had to pick a boy who still had at least one parent alive. I think the orphanage should have only allowed her to consider children who were truly orphans.Will children educated at Madonna’s new orphan centre and bin for rejected babies be taught a curriculum based on her pet religion, kabbala, as claimed? Let’s stop this baby monster!

0 komentar  

Hosting Murah dan GRATIS

Check out all the great FREE tools and services that Bravenet offers. Amazing!

HOSTING AND DOMAINS

Domain Name Registration

Register your very own Domain Name.


Unbeatable storage & bandwidth and the best FREE web tools.

BUILD TOOLS


Learn everything you need to know about your site's visitors.


Keep track of your life right from your website.


Guestbook
Guestbook

Let your visitors leave messages for you or the world.


Redirect your visitors to the URL of your choosing.


Give your visitors their horoscopes each and every day.


Provide up-to-the minute news for your visitors automatically!


Photo Center
Photo Center

Display your favourite photos in our online photo album.


Password protect your site to restrict access.


Display interesting and entertaining historical facts on your site.


Choose from over 500 professionally designed web templates.


Share your thoughts with this fantastic online diary service.

PROMOTE TOOLS


Give your visitors their horoscopes each and every day.


View fresh and funny Randy Glasbergen cartoons every day.

Site Ring
Site Ring

Create and maintain your own community of similar websites.


Promote reciprocal linking with other websites to build traffic.


Tell A Friend
Tell A Friend

Allow your visitors to easily recommend your site to their friends.


Enable visitors to do keyword searches on your website.


Traffic Exchange
Traffic Exchange

Increase the hits to your site exponentially with this great tool.

INTERACT TOOLS

FAQ Service

Develop a frequently asked questions service for your site.


Email Forums
Email Forums

Receive feedback or information from you visitors via email.


Chat in real-time with people who are visiting your chat room.


Your visitos can add a pin to a map to show where they live.


Message Forum
Message Forum

Our terrific message forum features many popular features.


Inform your visitors of site changes or product news.


Vote Caster
Vote Caster

Set up surveys, quizzes, and polls in just a few minutes.


Tap into the minds of your visitors with this useful service.


PROFIT TOOLS


Allow your visitors to buy/sell/trade their products and services.


Affiliate Program
Affiliate Program

Let your website earn easy cash for you.

0 komentar  

Tukulisme dan EMPATMATA

Dalam tulisannya, Pendidikan Anti-Tukulisme (Media Indonesia, 1 Februari 2007), Paulus Mujiran mengajak kita merefleksikan satu jenis talkshow yang hari-hari ini menyedot perhatian khalayak: Empat Mata. Melalui kacamata pendidikan, tulisan Mujiran berhenti pada kesimpulan bahwa ada kekeliruan dalam pendidikan di negeri ini sehingga masyarakat begitu menggemari acara "olok-olokan", lontaran penuh seronok, dan tertawaan yang mengeksploitasi fisik a la Tukul Arwana. Mujiran menyebut penggemar talkshow yang dibawakan secara ngawur oleh Tukul tersebut sebagai Tukulisme. Tukulisme inilah yang dipandang Mujiran sebagai cermin dari buah pendidikan yang anti-pluralis, yang mengesampingkan penghargaan terhadap keragaman, baik agama, status sosial, cara hidup dan sebagainya. Satu jenis pendidikan yang memang masih sangat jarang kita dengar, apalagi kita temui, dalam masyarakat yang serba multi; etnis, agama, ras, bahkan kelas sosial. Olok-olokan seperti wong ndeso, katrok, kutu kupret dan sederet sumpah serapah lainnya menegaskan bekerjanya "kekerasan psikologis" terhadap mereka yang lekat dengan istilah-istilah tersebut. Dari sudut pandang pendidikan apapun; keagamaan, etika, apalagi psikologi, Tukulisme jelas tidak mengajak pemirsa dalam berjuang meraih kualitas kehidupan. Justru yang terjadi adalah mewabahnya olok-olokan dan tertawaan tersebut di tengah-tengah masyarakat, tak hanya Jawa, ruang kultural produsen beragam istilah yang meluncur dari mulut Tukul. Bahkan temen-temen di Lampung, Medan, Samarinda, dan Palu, yang sering berkomunikasi dengan saya juga turut merayakan olok-olokan khas Tukul. Hal sama saya jumpai pada obrolan anak-anak remaja yang begitu suka pada kosakata tersebut.
Perayaan inilah yang saya kira baru mewabah di seputar masyarakat sebagai ekspresi penerimaan pada satu tren komedi yang sebetulnya tidak baru dalam dunia hiburan kita. Tren olok-olok-an dalam dunia lawakan telah diawali oleh para komedian seniornya Tukul, misalnya yang paling populer adalah Srimulat. Banyak pula komedian mutakhir yang menyontek gaya Srimulat dengan "melestarikan" tradisi olok-olokan melalui gaya dan bahasa berbeda.
Begitu pula dengan Tukul (dan segenap kru). Mereka secara "cerdas" mengemas acara lawakan dalam bentuk talkshow "hancur-hancuran", sehingga begitu populer. Dari sisi industri entertainmen, acara ini tak lain hanyalah inovasi dari beragam tanyangan hiburan "tak berbobot" yang menjejali ruang publik kita. Untuk melengkapi pemaparan Mujiran, amatan akan hadirnya proses pendangkalan cita rasa masyarakat akibat ruang publik yang tak lagi menyajikan aneka program yang reflektif dan edukatif, patut diketengahkan.
*** Pemaknaan ruang publik sendiri tidak selalu dirujukkan pada kerangka spatial di mana masyarakat dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara face to face. Arena dan ruang sosial, sejauh ia mampu menampung beragam entitas sosial; individu, komunitas atau perkumpulan, dengan keragaman interes, ia bisa dikategorikan sebagai ruang publik. Ruang publik bisa mewujud secara abstrak seperti media massa dan internet, bisa juga material seperti tata kota, ruang-ruang diskusi, dan seterusnya. Konsepsi "ruang publik" (public sphere) kali pertama digagas oleh Habermas (1989). Konsep ini merujuk pada "pentas atau arena di mana warganegara mampu melempar opini, kepentingan dan kebutuhan mereka secara diskursif dan bebas dari tekanan siapapun". Yang terpenting dalam arena tersebut mewujud komunikasi yang memungkinkan para warganya membentuk wacana dan kehendak bersama secara diskursif.
Jika ruang publik dimaknai sebagai bejana yang di dalamnya aneka kelompok sosial mampu mengomunikasikan dan mewujudkan ragam kepentingannya, maka dalam rentang waktu tertentu akan mengkristal satu budaya, dalam pengertian seluas-luasnya. Selanjutnya, akan ada kontestasi budaya di dalam tubuh ruang publik. Tugas ruang publik adalah menampung dan memberi tempat secara fair pada semua kebudayaan tersebut.Persoalannya adalah, pada masyarakat yang kompleks sekarang ini di mana masyarakat di susun oleh tiga pilar utama; negara, pasar dan masyarakat, apakah ada ruang publik yang benar-benar otonom dari kepentingan politik atau pebisnis? Budaya yang meruyak ke tengah masyarakat pun adalah budaya yang telah ditentukan oleh, baik kekutan negara ataupun pasar. Kalaupun ada yang otonom, ruang akan sangat payah untuk diciptakan atau dikelola oleh warganegara. Kerapkali kita menyaksikan aneka kegiatan publik, seperti debat publik, seminar, dan demonstrasi yang diformat dan ditumpangi oleh kepentingan elit politik atau kaum pemodal. Bahkan, jika ruang publik itu berupa media massa yang berskala masif, baik berupa TV, koran, atau radio, tak pelak akan mengacu pada arus kapital yang bekerja di belakangnya. Masing-masing industri media memiliki logika kapitalnya sendiri. Tak jarang kompetisi mewarnai aneka media tersebut dalam rangka berebut pengaruh dan berlomba meraup keuntungan. Seperti industri TV. Dengan sebelas stasiun TV swasta nasional, maka kompetisi yang berlangsung adalah perebutan kue belanja iklan. Celakanya, kompetisi ini berujung pada perebutan skor rating tertinggi, yakni yang paling banyak ditonton publik, karenanya belanja iklan akan tinggi. Wajar kiranya kini, banyak media yang dituduh "menghamba pada rating", karena kebanyakan program yang disiarkan oleh TV swasta hanya mengejar rating semata. Tak peduli jika program itu berperan besar dalam pembodohan massal, memopulerkan mistisisme, atau meritualkan "budaya" olok-olokan kepada masyarakat, maka program semacam itu akan diperpanjang menjadi 250 episode, misalnya.
Mewabahnya secara cepat dan massif "budaya" Tukulisme terhadap kehidupan masyarakat kita, jelas merefleksikan betapa hebatnya dampak dari bekerjanya salah satu ruang publik berupa media TV. Merujuk pada paparan McChesney (1997) media, di tangan rezim pasar bebas, bahkan mampu mendikte aneka preferensi publik, mulai dari gaya hidup, pola konsumsi, kebutuhan barang dan jasa, sampai dengan yang bercorak politis, seperti figur pemimpin. Dengan demikian, apa yang kita tonton, selera yang kita tentukan, dan pilihan-pilihan kita, sebetulnya telah diformat dan didikte oleh kehendak pasar, termasuk saat menertawai polah Tukul ketika sedang mengolok-olok diri, tamu, dan penontonnya di acara Empat Mata. Kapitalisasi terhadap segala macam program yang tak cerdas hampir-hampir menggelinding tanpa kendali. Ia akan mengeksploitasi dan menjual apapun asalkan pengiklan berjubel datang dan antri untuk memasang iklannya, mengiringi penayangan program itu. Mulai dari acara "mengobrak-abrik" rumah tangga selebritis, mendramatisir secara mistis jasad-jasad manusia, dan terakhir "hancurnya" si Tukul. Saya rasa, sepak terjang kapitalisme sudah terlampau jauh, bahkan terkesan keterlaluan. Media televisi, sebagai ruang publik, justru andil besar dalam penjerumusan masyarakat pada "pendangkalan ruang publik (the swallowness of public sphere) (Piliang, 2005). Ini terjadi ketika ruang publik cenderung dibangun oleh representasi atau tindakan yang menafikan pengetahuan luas, landasan filosofis, dan moral yang kokoh. Kondisi ini juga disebabkan oleh kepentingan penguasaan ruang publik oleh strategi populer, meski popularitas tersebut menafikan pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan sesungguhnya. Lebih parah lagi, jika hal tersebut dilengkapi dengan hiburan yang "eksploitatif". Perayaan "kebodohan", "kekampungan", dan "gaptek" secara massif, akan serta merta mengikis kualitas kehidupan yang ber"selera" dan berpijak pada rasa. Sedangkan pemassalan dan pembiasaan "serapah" secara terbuka dan penuh bangga, pelan-pelan akan menggerus estetika dan juga etika di kalangan warga, lebih-lebih bagi mereka yang baru menginjak remaja. Sudah saatnya menghentikan pencemaran pada ruang publik kita, dengan mengabaikan sama sekali aneka tayangan yang tak masuk akal, dangkal, tak edukatif, dan mendegradasi selera humor kita.

0 komentar  

Angin puting beliung di Jogjakarta

Menanggapi bencana angin puting beliung yang baru-baru ini terjadi di Yogyakarta, Australia mendistribusikan lebih dari 10,000 liter air minum bersih, perlengkapan bayi dan keluarga, makanan serta lampu senilai total A$30,000. Program Bantuan Masyarakat Kemitraan Australia Indonesia, yang dibentuk saat gempa bumi di Jogjakarta lalu, segera mengkoordinasikan bantuan bersama dengan Pemerintah Daerah, UNORC, dan beberapa LSM lain. Pemerintah Australia bekerjasama dengan 3 LSM lokal: Perhimpunan Serikat Buruh (PSB), Pusat Study Masyarakat (PSM) dan Kerabat Desa Kota (KDK) juga segera menyediakan dapur umum di 9 tempat berbeda. Dapur-dapur umum ini menyediakan lebih dari 8000 paket makanan setiap harinya untuk mencukupi 992 rumah tangga. Dapur-dapur ini berlokasi di Danukusuman, Jl. Gayam, Jl. Tunjung Baru, Jl. Ki Mangun Sarkoro, Jl. Tegal Lempuyangan, dan Jl. Mangkukusuman. Angin Puting Beliung berkecepatan 70km/jam itu menghantam Yogyakarta, Minggu 18 Februari 2007 lalu sekitar jam 17.10 WIB. Pemda Jogjakarta melaporkan 1,086 rumah hancur di Danurejan, Pakualaman, Gondokusuman dan Umbulharjo, yang mana sebagian besar rumahnya kehilangan atap. Empat puluh delapan orang luka-luka dan dikirim ke rumah sakit terdekat. Semua korban sejak hari minggu sudah boleh pulang, kecuali empat orang yang masih dirawat. Gondokusuman merupakan daerah yang paling parah terkena bencana dengan 742 rumah diberitakan hancur.

0 komentar  

"Republik Mimpi" Olga Lidya Siap Hadapi Somasi Menkominfo

Jakarta, Salah satu pendukung tayangan 'Republik Mimpi' yang kini dikemas dalam newsdotcom, Olga Lidya, angkat bicara seputar rencana somasi Menkominfo Sofyan Djalil. "Kalau memang saya benar, kenapa takut," ucapnya.Olga tak gentar meski acara yang didukungnya itu mendapat teguran menkominfo. Sekadar mengingatkan beberapa waktu lalu Sofyan Djalil mengirimkan teguran lewat SMS pada penggagas newsdotcom, Effendi Ghazali. Sofyan meminta Effendi mempertimbangkan plus minus dari acaranya. Isi acara itu menurutnya perlu dilihat lagi apakah memang memberi nilai tambah bagi masyarakat karena ternyata di newsdotcom, lembaga kepresidenan jadi bahan olok-olok.Berbeda dengan pendapat Sofyan, Olga yang berperan sebagai Sekretaris Kabinet di newsdotcom menilai acaranya tidak dibuat untuk kepentingan lucu-lucuan. Katanya, acara yang tayang di Metro TV itu dibuat berdasarkan berita nyata."Newsdotcom itu kritikannya cerdas, saya kritik bukan asal kritik, mengkaji dulu. dan satu hal, newsdotcom mengkritik tidak memakai kekerasan," tukasnya, saat ditemui detikhot di perayaan ulang tahun ke-60 Anwar Fuadi, di Hotel Menara Peninsula, Jl. Let. Jend. S. Parman 78 Slipi, Jakarta, Rabu (14/3/2007) malam.Soal masukan dari Sofyan Djalil, Olga sebenarnya menerima saja. Cewek yang memulai karirnya di dunia hiburan sebagai model itu malah senang ada yang memperhatikan newsdotcom.

0 komentar  

+44 or Plus-44

+44 (pronounced "Plus Forty Four", also known as (+44) or Plus-44) is a band formed by former blink-182 members Mark Hoppus (bass guitar and vocals) and Travis Barker (drums and keyboards). +44 is a punk rock super group that consists of former Transplants touring guitarist Craig Fairbaugh and the lead guitarist of The Nervous Return, Shane Gallagher. The band's debut album, When Your Heart Stops Beating, was released on November 14, 2006 in the United States. According to Hoppus, the band's name, +44, refers to the international dialing code of the United Kingdom, the country where Hoppus and Barker first discussed the project.
After the blink-182 "indefinite hiatus" in February 2005, former members, Hoppus and Barker wanted to continue working on music; the duo began to colloborate which resulted in the writing and recording new songs together in Barker's basement. Originally, electronic drums, keyboards, samples and direct computer recordings were used in the majority of recordings. Barker later stated that the whole electronic element of the band was derived from "155", the first song he and Hoppus wrote as a band.
As work continued on the demos, punk rock vocalist Carol Heller was invited, by Hoppus and Barker, to try out her vocals. Heller's performance was agreeable enough to the band and as a result the three kept working on more songs together. The band's formation changed again early in the year of 2006, with the addition of guitarist Shane Gallagher. In order to progress with their demos, Barker and Hoppus acquired a studio, a move which marked a "turning point for +44." The band began working solely in the studio they had purchased, playing live drums, guitars and vocals. The band's sound had started with an electronic element which became less evident, but still remained a key feature. As a result, Heller found she wasn't compatible with the band's direction, and with the addition of her wish to start a family, she left the band. The vocal work that Heller contributed is still present in the songs "Make You Smile", "Weatherman" and the "No, It Isn't" demo.
Work continued on the band's first record, with members, Hoppus, Barker and Shane Gallagher, until three quarters of the recording had been done. At this point a new member joined, Craig Fairbaugh, who was to play second guitar and backup vocals.

0 komentar  

INDONESIA: Wind shear cited in fiery Garuda crash


The ill-fated Garuda passenger jet that crashed Wednesday in Yogyakarta struggled with strong wind shear that damaged the front exit door, preventing many business-class passengers from escaping when the plane burst into flames, experts said.
The exact cause of the accident, however, will be established based on the analysis of the flight recorder, or "black box", currently underway in Australia.
The Boeing 734-400 aircraft built in 1992 overshot its runway at the Adi Sucipto airport and burst into flame in a rice paddy 300 meters away. Of the 140 passengers and crew aboard, 21 died, while the rest escaped through the emergency exits at the back.
Capt. Stephanus Geraldus, president of the Garuda pilots' association, told the Associated Press that the doomed aircraft's pilot felt a very powerful downdraft just before landing. This is a phenomenon typically caused by differences in air temperature or pressure.
Such wind shears have been blamed for causing other accidents involving commercial jetliners.
Pilots experiencing a strong downdraft are "one moment sitting with the aircraft under control and the next minute pushed to the ground very rapidly," Tom Ballantyne, chief correspondent of Orient Aviation magazine, told the news agency.
"As he reacts, the aircraft will become slightly unstable, it may start to shudder or shake," he said, adding that while there are standard ways to restore control of the plane, the pilot's natural reaction is unfortunately to speed up.
"When the wind changes direction again, he ends up going too fast," he said.
Some survivors and eyewitnesses said flight GA-200 was traveling too fast while landing.
Capt. Novianto, vice president of Garuda's flight safety department, said Yogyakarta's runway is uneven in some places.
"We feel the wavy points when taxiing after landing and when taking off," said Novianto, a senior pilot experienced in flying Boeing 737-400 aircraft. Garuda has 39 of them.
He added that the aircraft's braking system was malfunctioning upon landing at Jakarta's Soekarno-Hatta airport from Palembang on Tuesday, a day before the crash.
"The damage was repaired on Tuesday night and the plane was declared flight-worthy afterward," he told The Jakarta Post.
On Friday, the team investigating the accident completed its work. Team chairman Mardjono said the wreckage would be cut up and moved.
Mardjono refused to go into detail about the team's findings, saying an official statement would be released after the flight recorder had been analyzed.
In Jakarta, Vice President Jusuf Kalla said he was ashamed of the recent string of transportation mishaps.
"People wonder why so many accidents have been happening here in Indonesia," he said when meeting with Malaysian chamber of commerce delegates.
Kalla said Indonesia would tighten its laws on transportation safety and if accidents persisted, all relevant officials would be fired.
Meanwhile, forensic doctors at Yogyakarta's Dr Sardjito Hospital announced Friday that five of the bodies of the 21 victims had not yet been identified.
They said the remains were completely burned and the forensic team was awaiting further medical data in order to identify them. Earlier, the forensic experts had said time-consuming DNA tests might be needed.

0 komentar