Genderang Perang " 3G Vs WiMAX"



Sebenarnya, apa yang digembar-gemborkan dengan layanan generasi ketiga (3G) merupakan layanan komunikasi data berkecepatan tinggi, yang berarti juga memungkinkan tersedianya layanan multimedia, seperti video streaming, Internet TV , browsing , musik MP3, dan konten digital lainnya, yang dapat diakses secara nirkabel ( broadband wireless ) dan bergerak.

Dengan begitu, untuk akses nirkabel kapasitas besar ini, saat ini pilihannya tak hanya bertumpu pada 3G, melainkan ada Wi-Fi ( Wireless Fidelity ), WiMAX ( Worldwide Interoperability for Microwave Access ) dan juga HSDPA ( High Speed Downlink Packet Access ), yang mampu mentransmisikan data hingga 384 Kbps (UMTS) dan menjanjikan kecepatan hingga 3 Mbps di ponsel. Wi-Fi, meski berkapasitas besar, namun area cakupannya sangat kecil, sehingga banyak digunakan untuk area lokal (LAN).

Di sisi lain, ada WiMAX (802.16), yang berbasis teknologi komunikasi data nirkabel, yang bukan berbasis teknologi seluler. WiMax, merupakan teknologi jaringan nirkabel untuk area metropolitan, yang secara teoritik mampu mentransmisikan data hingga 75Mbps pada jarak sekitar 30 mil (50 km) dan bekerja pada frekuensi 2.4, 3.5 dan 5.8GHz.

” Roadmap yang telah disepakati di WiMAX forum, bahwa WiMAX akan bermain di frekuensinya dari 2 GHz sampai 11 GHz. Namun, para pabrikan sudah sepakat bahwa mereka akan mengeluarkan di 3,5 GHz dulu, kemudian baru di 5,8 GHz, selanjutnya 2,5 Ghz,” ujar Dede Rusnandar, Direktur Pemasaran, IndosatM2

Dengan karakteristik teknologi masing-masing, persaingan ketat kini terjadi antara 3G dan WiMAX. Ke depan, pertarungan di antara keduanya akan semakin seru, karena kalau dilihat kedua teknologi tersebut saling berhadap-hadapan, yakni sama-sama mampu menyediakan layanan komunikasi data kapasitas besar secara nirkabel.


3G Vs WiMAX

Pengembangan 3G diusung oleh, terutama kalangan operator seluler yang saat ini ada, baik GSM maupun CDMA, yang utamanya juga didukung oleh kalangan manufaktur yang memroduksi perangkat portabel 3G, baik ponsel maupun PDA phone . Sedang WiMAX lebih banyak diusung oleh kalangan industri, seperti Intel dan yang tergabung dalam WiMAX Forum, termasuk juga kalangan operator telekomunikasi, penyedia jasa akses internet (ISP – internet service provider ) dan vendor perangkat, seperti laptop, telepon genggam, PDA dan sebagainya.

3G, boleh dikata, merupakan inisiasi layanan baru, terutama karena kebutuhan para konsumen yang tak hanya berhenti pada layanan komunikasi suara bergerak dan nirkabel, melainkan juga layanan komunikasi data dan multimedia. Sedang WiMax, sejak awal memang dirancang untuk menyediakan layanan komunikasi data nirkabel kapasitas besar ( wireless broadband ). Kapasitas layanan WiMAX ini, bahkan, dapat bersaing dengan layanan DSL dan cable modem , yang pengembangannya diperkirakan banyak analis justru akan mengubah peta industri telekomunikasi dunia.

Menurut laporan In-Stat, firma riset pasar, bahwa WiMAX membutuhkan biaya investasi jaringan yang rendah dan dapat bekerja secara non-line-of-sight , baik menggunakan spektrum radio berbasis lisensi maupun non-lisensi. META Group memperkirakan bahwa WiMAX akan membuktikan suatu keuntungan ekonomis bagi kalangan penyedia layanan, setidaknya dalam empat kunci penting, yakni mengurangi belanja modal ( capex ) per pelanggan; mengurangi biaya operasional ( opex ) hingga 41% dibandingkan koneksi kabel; mengurangi keluhan pelanggan melalui peningkatan kepuasan pelanggan; dan memiliki layanan yang sangat terdiferensiasi. Hal ini pula yang dikabarkan membuat teknologi ini lebih menarik.

Karenanya, laporan In-Stat memperkirakan bahwa pada 2009 sekitar tiga persen dari total pelanggan broadband atau 8,5 juta di seluruh dunia akan menggunakan WiMAX. Hampir 4,5 juta di antaranya bahkan akan menggunakan layanan komunikasi suara yang disebut VoWiMAX ( Voice over WiMax ) atau Mobile VoIP. Selain itu, juga diperkirakan bahwa maksimum 15 persen pangsa pasar akses nirkabel broadband ini akan tersedia di kawasan kota-kota besar alias metropolitan.

Di kalangan analis, meski kedua teknologi ini (3G dan WiMAX) saling bersaing ketat, namun sebenarnya keduanya juga dapat saling bersinergi untuk memberikan layanan yang lebih menarik kepada para pelanggan.

Namun, hal itu tak bisa diduga, karena banyak juga orang yang berkeinginan untuk menggunakan WiMAX untuk menggungguli 3G. Kalangan industri semikonduktor, pembuat perangkat, operator dan regulator, dan bahkan para politisi termasuk mereka-mereka yang akan menggunakan WiMAX untuk “membunuh” 3G. Diperkirakan, WiMAX akan mengambil sekitar 40% pangsa pasar wireless broadband .

Namun, berbeda dari layanan 3G yang kini sudah tersedia, karena banyak operator, termasuk KDDI dan NTT DoCoMo di Jepang, yang telah membuktikan kehadiran dan keunggulan 3G, sementara WiMAX memang masih belum signifikan kehadirannya. Sebaliknya, pendukung 3G dapat pula memanfaatkan teknologi HSDPA untuk membuat layanan 3G lebih digdaya. “Tak ada yang dapat dilakukan WiMAX yang tak dapat dilakukan dengan HSDPA,” ujar Pascal Debon, president carrier and network operations, Nortel Networks .

Dalam pandangan Dede, dengan WiMAX satu channel bisa membawa 80 Mbps , kalau ada enam channel berarti sudah membawa 6 x 80 Mbps atau 460 Mbps . Sedang 3G hanya mampu membawa 2 Mbps. Selain itu , dilihat dari fungsi telekomunikasinya, sama saja antara 3G dengan GSM. Tetapi, WiMAX ini berpotensi membawa telekomunikasi masa depan, karena potensinya mengubah peta telekomunikasi, baik peta bisnis Internet maupun bisnis teleponi.

”Saya yakin teknologinya akan sangat maju. Begitu juga kompresinya makin bagus dan kebutuhan bandwidth -nya rendah, sehingga delay -nya semakin kecil. Bayangkan saja kalau nantinya satu kota sudah menerapkan WiMAX, maka berarti kota itu sudah memiliki jaringan Internet kapasitas besar,” tambah Dede menjelaskan.


Siapa Cepat, Dia Dapat

Namun, masalahnya juga terkait pada kecepatan penerapannya. Yang justru kini terjadi adalah bagaimana para pengusung, baik 3G maupun WiMAX, berlomba-lomba dengan waktu. Kalau penerapan 3G berhadapan dengan investasi yang besar dan masalah regulasi, sementara WiMAX kabarnya tak membutuhkan regulasi yang rumit dan biaya investasinya pun relatif lebih rendah, sedang cakupan dan kapasitasnya jauh lebih besar.

“WiMAX, seperti tak mau kalah dengan 3G, tampaknya mereka bergerak lebih cepat. Tahun depan, Korea diperkirakan sudah akan meluncurkan layanan mobile WiMAX – dan itulah kenyataannya. Ketika para pendukung WiMAX siap menyuguhkan layanan mereka, kalangan pendukung 3G ternyata masih disibuki dengan kemungkinan mendorong kapasitas 3G lebih besar lagi,” ujar Rupert Baines, vice president marketing PicoChip .

Sebaliknya, WiMAX sejak awal menempati posisi sebagai fixed wireless , karenanya banyak kalangan memandangnya akan menghadapi banyak rintangan kalau mau diposisikan sebagai mobile wireless broadband . Untuk itu diperlukan standarisasi yang jelas dan itu membutuhkan waktu.

Sementara, di lapangan, antara 3G dan WiMAX kini tengah berlomba siapa cepat yang mampu memberikan layanan kepada pelanggannya. Dalam perlombaan itu, justru Korea , melalui pengembangan WiBro ( wireless broadband ), yang merupakan turunan dari WiMAX, dinilai cukup berhasil.

Analis Gartner, Ian Keene, menyatakan bahwa jika pemenuhan tenggat waktunya terlewatkan, maka keberhasilan WiMAX akan biasa-biasa saja, tidak sangat berhasil seperti diharapkan sebelumnya. Namun, Keene sangat optimis dengan keunggulan WiMAX, apalagi pengembangannya didukung Intel dan WiMAX Forum (Nokia dan Ensemble Communications Inc., yang didukung lebih dari 180 perusahaan, seperti Fujitsu, BT, Pacific Century Cyberworks (PCCW), China Mobile Telecom, France Telecom, Alcatel, Telenor dan Qwest dan lainnya).

Selain itu, WiMAX juga dinilai cukup fleksibel. Keene, bahkan, memperkirakan 3G bukan saingan WiMAX yang sepadan, terutama karena layanan suara di 3G terlalu banyak “memakan” bandwidth .

Di sisi lain, WiMAX sebenarnya merupakan versi perpanjangan dari Wi-Fi, yang umumnya digunakan untuk di dalam ruangan ( indoor ), meski untuk outdoor -nya juga dimungkinkan, tetapi biayanya lebih mahal. Kapasitas dan kecepatannya jelas lebih besar dengan cakupan yang lebih luas.

“Untuk area seluas Jabotabek ini, perkiraannya cukup dipasangi 5 sampai 7 BTS dan itu sudah mencakup area komunikasi nirkabel broadband yang bisa melayani berbagai layanan yang selama ini dijangkau jejaring kabel”, tambah Dede Rusnandar.

Sedang Dean Chang, Director of Product Management , Aperto Networks dan anggota forum WiMAX (www.wimaxforum.org), menyatakan bahwa "WiMAX juga merupakan upaya standarisasi antara IP berbasis 802.16 dan WMAN ( Wireless Metropolitan Network ) broadband berbasis ETSI High-Performance Radio Metropolitan Area Network (HiperMAN) dan kelompok industri yang bekerja mencapai tujuan itu. Dengan begitu, perangkat-perangkat yang berstandar WiMAX, nantinya, akan dapat digunakan baik pada teknologi berbasis HiperMAN (di Eropa) dan 802.16."

WiMAX sendiri, sebenarnya memiliki beberapa standar, antara lain: 802.16a, sebagai langkah lanjutan dari Wi-Fi, untuk akses nirkabel broadband , baik tetap maupun bergerak, dalam wide area network (WAN). Standar ini juga diharapkan akan berperan besar pada akses outdoor dan jejaring privat. Sedang, untuk mendukung mobilitas yang lebih luas digunakan standar WiMAX 802.16e.

Sean Maloney, Executive Vice President General Manager, Mobility Group Intel Corporation , menambahkan bahwa laptop yang berkemampuan WiMax akan tersedia mulai tahun 2006, dan baik Wi-Fi maupun WiMax diperkirakan dapat dipadukan dalam satu chipset tunggal pada 2008/9. Ketika hal itu terjadi dan volumenya meningkat, maka biaya komponen WiMax akan turun hingga menjadi $25.

Jika hal ini terwujud, maka dapat dipastikan bahwa WiMAX dan sejumlah teknologi nirkabel berkecepatan tinggi lainnya, akan berhasil meraih lebih dari 40 persen pangsa pasar broadband nirkabel. Itu berarti bahwa 3G, sebagaimana hasil laporan TelecomView, hanya kebagian kurang dari 60 persen pangsa pasar hingga 2009 mendatang. Perkembang itu jelas akan memberi peluang lebih besar, baik kepada para pemain lama maupun baru.

"Perkiraan kami menunjukkan bahwa WiMAX akan menjadi pemenang utama dari di antara berbagai teknologi nirkabel berkecepatan-tinggi lainnya,” ujar Ian Cox, seorang analis TelecomView.

"WiMAX akan meraih sekitar 70 persen dari segmen pasar yang baru ini hingga tahun 2009, terutama karena performansi dan fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan berbagai alternatif lainnya. Tetapi, 3G akan sangat penting karenan mobilitasnya, sedang WiMAX akan secara langsung bersaing dengan DSL," tambah Ian Cox lagi.

Tetapi, sejumlah peneliti memperkirakan bahwa hingga tahun 2006 mendatang, para pengguna Wi-Fi akan mencapai 20,6 juta dan WiMAX sebesar 831,000 pelanggan di kawasan Eropa, sedang pelanggan 3G diperkirakan mencapai 21,2 juta.

ertanyaannya, apakah berbagai pengembangan yang berbasis broadband ini akan saling mematikan? Sean Maloney, Executive Vice President General Manager, Mobility Group Intel Corporation, menyatakan bahwa baik Wi-Fi, WiMAX, WCDMA, maupun 3G, tak akan saling mematikan, melainkan di antara teknologi ini akan terjadi saling tumpang tindih.

 

0 komentar: